PRINSIP-PRINSIP
MARKETING YOURSELF
Tulisan ini terinspirasi dari buku dan seminar seorang guru marketer Indonesia, Hermawan Kartajaya. Marketing Yourself merupakan paradigma yang penting untuk setiap orang yang ingin memberdayakan diri di era yang penuh kompetisi seperti sekarang ini. Apapun panggilan hidup dan karier anda, - entah sebagai CEO sebuah perusahaan, entah sebagai manager, sebagai pekerja, sebagai d’ai, sebagai pastor, sebagai pendeta, sebagai sopir taksi dan sebagainya, mereka yang ingin semakin “berarti” bagi diri dan orang lain, atau meminjam bahasa Stephen Covey, mereka yang ingin menang secara pribadi maupun dengan orang lain perlu belajar bagaimana memarketkan dirinya sendiri. Arahnya adalah menjadi diri kita yang terbaik (be your best self). Menjadi diri yang terbaik pada akhirnya juga membuat kualitas diri kita terpancar dan dirasakan oleh orang lain.
Ketika berbicara tentang konsep Marketing Yourself, Hermawan Kartajaya memberikan beberapa pertanyaan pokok dan mendasar untuk memahami paradigma ini :
· WHY [Mengapa kita perlu Marketing Yourself?]
· WHAT [Apa Marketing Youself?]
· HOW [Bagaimana kita Memarketingkan diri kita]
1. WHY
Mengapa kita perlu belajar Marketing Yourself ? ada 4 hal yang menjadi alasan pentingnya, yakni :
a) Competition
Mengapa kita perlu belajar Marketing Yourself ? ada 4 hal yang menjadi alasan pentingnya, yakni :
a) Competition
Era competition membuat kita berada dalam “persaingan” dengan yang lain. Dalam era seperti ini, kita tinggal memilih: mau terlibat dalam persaingan itu atau kita akan duduk manis, dan membiarkan diri kita tertinggal dengan yang lainnya. Kalau kita memilih terlibat dalam game competition ini, usaha meningkatkan kualitas diri menjadi mutlak. Namun kita tidak bisa menjadi seperti harapan semua orang. Kita harus memilih sebuah pilihan tertentu, kita harus menentukan brand kita, yakni mau menjadi apa aku dalam kompetisi ini. Seperti dalam tim pemain bola, apakah aku mau berperan sebagai wasit, pemain depan, atau penjaga gawang. Kita harus profesional dalam bidang dan panggilan hidup kita. Nah, komitmen kita untuk menjadi diri kita sebagaimana seharusnya kita menjadi inilah yang membuat kita beda (differensiasi) dengan yang lain. Inilah yang membuat kita unik dari yang lainnya.
Seorang Hermawan Kartajaya brandnya adalah seorang Marketer, maka kalau orang mendengar nama Hermawan, asosiasinya langsung ke Marketer. Hermawan brand-nya adalah marketer. Seorang Magnis Suseno brand-nya adalah Filsuf. Seorang Delon brand-nya adalah Penyanyi, dan sebagainya. Kalau begitu, apa brand kita? apa yang membuat kita beda dengan orang lain?
b) Customer
Ketika kita sudah menentukan pilihan hidup, kitapun harus memahami siapa customer kita. Delon misalnya, tidak mungkin ia menawarkan dirinya sebagai penyanyi kepada nenek-nenek. Artinya disini kita harus tahu, siapa yang menjadi customer kita. kita perlu mengidentifikasi customer kita.
c). Change
Zaman terus berubah. Kebutuhan pasar terus berkembang. Kepekaan terhadap perubahan ini menjadi kunci penting dalam memahami kebutuhan customer.
d) Company
Dalam kerangka Marketing Yourself, anggaplah diri kita sebagai sebuah Company. Artinya diri kita ibarat sebuah “perusahaan”. Kita memerankan diri sebagai pimpinan perusahaan “Myself”, kita memerankan diri sebagai “CEO” perusahaan “Myself”, kita memerankan tim auditor atas diri kita, kita memerankan sebagai “Customer Service” atas diri kita, dsb. Intinya kita memandang diri kita sebagai suatu system. Yang bertanggungjawab mengintegrasikan perusaahan “diri kita” ya kita sendiri. Kita bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita sendiri.
2. WHAT
MARKETING YOURSELF. Seperti halnya produk atau perusahaan, Anda haruslah memasarkan diri Anda. Kepada siapa? Tentu saja kepada Customer Anda. Siapa saja pelanggan Anda itu ? Bisa bos Anda, bisa HR Manager yang berencana merekrut Anda. Atau kalau Anda mempersiapkan diri untuk karier penyanyi, bisa jadi eksekutif dari perusahaan rekaman adalah pelanggan utama Anda. Apa yang kita marketkan? Yang kita marketkan adalah diri kita: entah skill kita, pengetahuan kita, pengalaman kita, ide-ide kita, dsb.
3. HOW
Bagaimana membangun Marketing Yourself? Intinya kita perlu mengembangakan segitiga POSITIONING – DIFFERENSIATION – BRANDING (disingkat segitiga PDB). PDB ini menjadi core strategy dalam memarketingkan diri sendiri.
Jawaban lebih detail atas pertanyaan bagaimana kita memasarkan diri ditunjukkan oleh Hermawan Kartajaya dalam 9 prinsip-prinsip kunci, yakni :
1. SEGMENTATION : View Your Market Creatively
2. TARGETING : Allocate Your Resources Effectively
3. POSITIONING : Lead Your Customers Credibly
4. DIFERENTIATION : Integrate Your Content and Context
5. MARKETING MIX : Intagrate Your Offer and Acces
6. SELLING : Build Long Term Relationship with Your Customers
7. BRAND : Avoid the Commodity- Like Trap
8. SERVICE : Make Service as Your Way of Life
9. PROCESS : Improve Your Quality, Cost, and Delivery
1. SEGMENTATION : View Your Market Creatively
2. TARGETING : Allocate Your Resources Effectively
3. POSITIONING : Lead Your Customers Credibly
4. DIFERENTIATION : Integrate Your Content and Context
5. MARKETING MIX : Intagrate Your Offer and Acces
6. SELLING : Build Long Term Relationship with Your Customers
7. BRAND : Avoid the Commodity- Like Trap
8. SERVICE : Make Service as Your Way of Life
9. PROCESS : Improve Your Quality, Cost, and Delivery
Untuk memahami 9 prinsip tersebut, silahkan mendownload file powerpoint yang ada di bawah ini :
![]() |
MARKETING YOURSELF.ppt Size : 1.523 Kb Type : ppt |
Referensi :
Hermawan Kartajaya, Marketing Yourself: Kiat Sukses meniti karir dan Bisnis (Jakarta: MarkPlus&Co)